Membangun Arsitektur Kesehatan Global yang Tangguh

Membangun Arsitektur Kesehatan Global yang Tangguh

  • Admin Pijar Foundation
  • 27 Mei 2022
  • Pikiran Kami

Kesehatan merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan. Pemenuhan hak dasar ini menjadi tanggung jawab bersama dalam lingkup global. Pandemi COVID-19 menjadi contoh nyata bahwa keadaan lokal mampu berdampak global, juga memperlihatkan betapa rentan dan rapuh (vulnerable and fragile) kondisi sistem kesehatan global. Negara maju maupun berkembang sama-sama memikul beban dan merasakan pukulan yang berat hampir dalam semua bidang selama masa pandemi. Kelangkaan berbagai kebutuhan kesehatan seperti obat dan masker, dampak sosial dan ekonomi akibat kehilangan pekerjaan, ketidaksiapan transformasi sistem pendidikan sehingga menyebabkan learning losses, dan berbagai dampak lain baik material maupun non-material menunjukkan bahwa persiapan kesehatan dan keuangan global belum tersusun dengan matang. 

Pandemi terbukti menyebabkan dampak multisektor, oleh karena itu, persiapan yang diperlukan tidak hanya dari segi sistem kesehatan namun butuh dukungan finansial juga. Dukungan yang adekuat, terkoordinasi dengan baik serta sustainable guna pencegahan maupun penanganan pandemi perlu disusun lebih matang agar lebih sistem kesehatan global lebih resilien. Perencanaan skema pendanaan di masa krisis sangat menentukan kecepatan penanganan, kapasitas manufaktur untuk memenuhi kebutuhan serta pengambilan kebijakan publik yang berdampak langsung pada keselamatan kehidupan. 

Dalam Presidensi G20, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, menargetkan tiga komitmen untuk mencapai arsitektur sistem kesehatan global yang lebih resilien. Hal ini dijelaskan dalam acara High-Level Seminar pada tanggal 17 Februari 2022, yang merupakan rangkaian dari Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings.   

Pertama, komitmen untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global. Hal ini membutuhkan mobilisasi sumber daya, baik dalam bentuk sumber daya manusia dan juga dalam bentuk pendanaan. Sumber daya yang kuat dapat meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan dan respon (Prevention, Preparedness and Response) yang sejauh ini sangat menentukan tingkat keparahan wabah yang terjadi. Selain keuangan, akses yang terjangkau dan merata menjadi hal penting untuk memastikan bahwa kebutuhan kesehatan baik preventif, diagnostik, maupun obat dan alat kesehatan lainnya terpenuhi. Namun, faktanya menunjukan bahwa masih sering terjadi keterbatasan produksi juga distribusi akan kebutuhan tersebut. Evaluasi kapasitas manufaktur dan rantai pasok untuk memenuhi demand menjadi pelajaran untuk kedepannya.

Kedua, komitmen untuk melakukan harmonisasi standar protokol kesehatan global. Harmonisasi standar menjadi hal penting untuk mendorong mobilitas masyarakat dan dapat menggerakan ekonomi saat dunia pulih dari pandemi. Saat ini, berbagai prosedur seperti ketentuan karantina dan testing antar negara masih bervariasi. Protokol yang telah disepakati secara global dapat menjadi panduan untuk meningkatkan efektifitas sistem. Keseragaman ini juga dapat menggandeng semua negara agar tidak ada yang tertinggal. 

Ketiga, komitmen untuk redistribusi pusat manufaktur alat kesehatan dan pusat penelitian untuk mengurangi kerentanan sistem kesehatan global. Kapasitas industri manufaktur saat ini masih belum merata, dengan produksi vaksin, alat diagnostik, obat-obatan dan alat kesehatan lain didominasi negara-negara maju. Hal ini sering menyebabkan kesulitan bagi negara berkembang untuk mengakses peralatan medis yang penting untuk perawatan kesehatan. Untuk menanggapi gap yang masih ada, diperlukan jembatan perantara untuk membantu kemudahan akses kebutuhan untuk mencegah kelangkaan dan peningkatan harga di luar batas yang ditetapkan. 

Dari pandemi COVID-19, terlihat sangat jelas bahwa akses terhadap vaksin menjadi game changer, tetapi membutuhkan koordinasi dan komitmen antar negara juga bantuan dari organisasi internasional untuk mencapai distribusi vaksin yang merata. Jika akses vaksin hanya diperoleh negara maju, maka negara lain yang belum memiliki kapasitas riset dan produksi vaksin akan mengalami pandemi lebih lama dan dampaknya juga kembali dirasakan secara global. Oleh karena itu, kerja sama distribusi sangat vital perannya untuk segera menemui babak akhir pandemi. Salah satu contoh kerja sama yang penting adalah Fasilitas COVAX (COVAX Facility), yang dikoordinasi oleh GAVI, Aliansi Vaksin (GAVI, the Vaccine Alliance). Khususnya, Gavi COVAX Advance Market Commitment (AMC) merupakan instrumen pembiayaan inovatif yang mendukung partisipasi 92 ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah untuk bergabung dalam Fasilitas COVAX. Gavi COVAX AMC sangat penting karena mendukung akses vaksin COVID-19 yang aman dan efektif di semua negara, terlepas dari tingkat pendapatan.

Tidak berhenti pada redistribusi hasil manufaktur dan produksi vaksin, namun sumber daya teknologi, pengetahuan, dan kesiapan riset juga membutuhkan platform kerja sama untuk mempermudah aksesnya. Platform untuk berbagi hasil riset yang lebih inklusif dapat menjadi katalis untuk proses riset lainnya. 

Selain perlunya peningkatan ketahanan sistem kesehatan global, pandemi juga menjadi momentum untuk meningkatkan usaha pemerintah dalam pencapaian universal health coverage. Karena, masyarakat dan ekonomi yang stabil, adil, makmur dan damai hanya mungkin terjadi jika tidak ada yang tertinggal.

Perbaikan sistem kesehatan global menjadi lebih resilien tidak bisa dilakukan masing-masing negara, namun butuh perbaikan koordinasi secara menerus, sikap inklusif dan komitmen antar negara untuk mengupayakan pendanaan berkelanjutan yang adekuat. Pendanaan yang dimaksud melalui skema investasi multilateral demi pencegahan, persiapan dan respon agar krisis kesehatan lain dapat diantisipasi dengan lebih baik. 

Author: Isti’anatul Muflihah 

Editor: Indira Zahra-Aridati

Berita Terkait
“Bakar Uang” Dianggap Biang Kerok PHK di Startup, Begini Kata Futurolog
“Bakar Uang” Dianggap Biang Kerok PHK di Startup, Begini Kata Futurolog
IDXChannel - Istilah bakar uang sedang hangat dibicarakan dan dianggap jadi biang kerok kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa startup. Futurolog sekaligus Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Ferro Ferizka Aryananda mengatakan fenomena ini sebenarnya lumrah terjadi di dunia startup, namun perusahaan harus mengembalikan uang yang dikeluarkan menjadi sebuah pendapatan. "Sebenarnya praktik "membakar uang" […]
Sambut Bonus Demografi, Global Future X Bisa Menjadi Wadah Talenta Muda yang Peduli Isu Keberlanjutan
Sambut Bonus Demografi, Global Future X Bisa Menjadi Wadah Talenta Muda yang Peduli Isu Keberlanjutan
Suara.com – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, telah memproyeksikan Indonesia sebagai salah satu dari lima negara dengan ekonomi terbesar dunia pada 2045 mendatang. Hal ini tentu dapat diwujudkan dengan memanfaatkan bonus demografi generasi muda dan pengembangan beragam inovasi. Bonus demografi sendiri berarti fenomena saat penduduk usia produktif berjumlah lebih banyak dibanding usia non-produktif. Untuk mewujudkan harapan tersebut, Yayasan […]
Advancing Our Next Generation of Women Leaders and Bridging Divides | GFTalks Podcast 2
Advancing Our Next Generation of Women Leaders and Bridging Divides | GFTalks Podcast 2
The inaugural season of Global Future Talks: Breaking Barriers podcast deep-dives on the topic of ‘Women in Leadership’. In this episode, Cazadira F. Tamzil (Director, Global Future X) interviews Abigail Saveria (Founder, Girls Can Lead), who has long advocated for gender equality and has extensive leadership experience. Abigail established “Girls Can Lead” in 2016, an […]
Jakarta Office:
Jalan Taman Patra III No. 2 Kuningan, Jakarta Selatan 12950
Yogyakarta Office:
Jl. Dewi Sartika No. 9, Terban, Kec. Gondokusuman, Yogyakarta 555223
hello@pijarfoundation.org

MEDIA SOSIAL

Mari berkolaborasi, ciptakan masa depan yang berkelanjutan & berkesetaraan!

Facebook
Instagram

BERLANGGANAN

Terus terhubung dengan masa depan melalui Pijar. Mari berkolaborasi, mari menjadi Pijarian!