One Health: Menuju Sistem Kesehatan dan Pencegahan Pandemi yang Terintegrasi Pada Masa Mendatang

One Health: Menuju Sistem Kesehatan dan Pencegahan Pandemi yang Terintegrasi Pada Masa Mendatang

  • author_pijar
  • 23 March 2022
  • Our Thought

Pada 2018, tirto menyampaikan laporan bahwa sekitar 80 persen penyakit menular pada manusia bersumber dari hewan. Namun, pada dekade sebelumnya, banyak penyakit mematikan di penjuru dunia yang dapat menular antara hewan ke manusia ataupun sebaliknya, seperti rabies, Zika, Ebola, dan Flu Burung. Lebih jauh lagi, kita bisa merunut hingga pandemi Flu Spanyol 1918 yang juga pernah menyebar ke beberapa kawasan Di Hindia Belanda. Kejadian ini barangkali baru kita pahami dan menjadi tidak asing lagi ditelinga kita saat merebaknya pandemi COVID-19. 

Penyakit menular tersebut (zoonosis) ditimbulkan oleh berbagai penyebab, baik dari kebersihan lingkungan, urbanisasi, kesehatan hewan, perubahan ekologi, dan lainnya. Jika melihat lebih luas, penyebaran penyakit ini memiliki mata rantai yang panjang, kompleks, dan tidak bisa dianggap enteng. Menurut Farida Camallia, penasihat teknis Food and Agriculture Organization (FAO) yang dilansir dari tirto.id, kerusakan ekosistem maupun hutan di negara-negara tropis mempercepat penyebaran transmisi virus dari hewan ke manusia karena rusaknya rantai makanan dalam sebuah ekosistem.

Bagaimana dunia dan Indonesia mengatasi permasalahan ini? Kacau dan lambannya penanganan awal pandemi kemungkinan besar karena tidak adanya kebijakan publik maupun kebijakan kesehatan dalam satu sistem yang bisa diterapkan secara global. Proses pengambilan kebijakan pun masih terkesan tanggung dan diserahkan pada tiap sektor untuk menentukan langka strategis. Dengan melihat sejarah panjang infeksi virus dari hewan ke manusia, pola peristiwa yang berulang, maka perlu adanya sistem untuk menangani masalah kesehatan dan penyebaran zoonosis secara global secara komprehensif. Sejak 2017, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merancang dan mengenalkan konsep One Health, yakni pengoptimalan praktik kesehatan manusia, hewan, dan keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan. Konsep ini melibatkan multi disiplin ilmu, seperti dokter, dokter hewan, epidemiolog, ahli gizi, ilmuwan sosial, maupun ahli ekologi untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih holistik. 

Interseksi kesehatan tersebut pertama kali tercetus atas inisiatif Calvin Schwabe, ahli epidemiologi dari Amerika Serikat pada 1984 dengan istilah One Medicine untuk mengatasi zoonosis. Kemudian, konsep ini dibawa oleh Wildlife Conservation Society (WCS) bersama FAO, WHO, dan Centres for Disease Control and Prevention (CDCP) menjadi wacana global melalui konferensi One World pada 2004. Konferensi tersebut menghasilkan 12 rekomendasi (Manhattan Principles) yang bertujuan untuk pencegahan, pengendalian, serta mitigasi penyakit  dengan jangkauan yang lebih luas.

Transformasi keilmuan maupun teknologi yang melintasi batas ruang dan waktu membuat proses perumusan keamanan kesehatan global ini penting untuk mencegah pandemi lebih dini, efisien, dan menghemat anggaran pada masa mendatang. Ketiga aspek yang menjadi tujuan konsep One Health ini memobilisasi berbagai lapisan masyarakat untuk turut andil mendorong kesejahteraan, mengatasi ancaman kesehatan dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

Sistem One Health yang terintegrasi ini diharap mampu menanggulangi 60 persen penyakit yan berasal dari hewan. Dan membantu negara-negara di dunia untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan pandemi lainnya pada masa mendatang. Namun, yang juga perlu diingat selain perumusan kebijakan dan pengkajian kesehatan publik adalah menyampaikan hal tersebut kepada khalayak secara tepat agar tidak menyebabkan kerancuan di masyarakat. Dari pandemi COVID-19 kita banyak belajar untuk memperbaiki sistem kesehatan secara menyeluruh. Dan di masa mendatang, permasalahan kesehatan tidak lagi menjadi permasalahan medis saja, melainkan juga permasalahan pada bidang lain. Seperti pengambilan kebijakan kesehatan, pengaturan anggaran, dan ilmu kesehatan itu sendiri. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mengambil peran?

Referensi: 

https://tirto.id/penggundulan-hutan-jadi-pemicu-penyakit-menular-baru-pada-manusia-cGcg

https://www.onehealthcommission.org/en/

http://www.oneworldonehealth.org/sept2004/owoh_sept04.html 

https://blogs.worldbank.org/voices/staying-focused-one-health-prevent-next-pandemic

https://historia.id/sains/articles/lambatnya-penanganan-pandemi-flu-spanyol-di-hindia-belanda-6mJo9/page/4

Related News
PLN Mau Jaring & Modali Startup Inovatif Lewat Program PLN Elevation
PLN Mau Jaring & Modali Startup Inovatif Lewat Program PLN Elevation
PT PLN (Persero) meluncurkan program 'PLN Elevation: Watts Up!', Senin (12/9). Program itu bertujuan mendorong generasi muda berinovasi dan menciptakan solusi energi masa depan Indonesia. PLN Elevation merupakan hasil kerja sama PLN dengan Lestari, Pares, dan Pijar Foundation serta didukung oleh pemerintah. Dalam program PLN Elevation, PLN akan memilih 10 startup terbaik untuk ikut serta […]
Perempuan-perempuan dan Kiprahnya dalam Isu Lingkungan Hidup
Perempuan-perempuan dan Kiprahnya dalam Isu Lingkungan Hidup
Takkan ada perdamaian tanpa pembangunan yang adil; dan takkan ada perdamaian tanpa pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dalam ruang lingkup demokratis.” Wangari Maathai-2004 Narasi mengenai hubungan perempuan dengan lingkungan hidup muncul melalui istilah ekofeminisme. Istilah tersebut dicetuskan oleh FranŇ«oise d’Eaubonne dalam karyanya yang berjudul “Le FĂ©minisme ou la Mort”, 1974. Istilah ekofeminis menegaskan bahwa kedudukan perempuan […]
Tesla Bangun Pabrik di Batang, Pelatihan SDM-nya di Solo Technopark
Tesla Bangun Pabrik di Batang, Pelatihan SDM-nya di Solo Technopark
Solo – Perusahaan mobil listrik Tesla akan membangun pabrik di Batang, Jawa Tengah, tahun ini. Kota Solo pun mendapatkan tugas untuk melatih tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM). Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan telah bekerja sama dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam pembangunan SDM. Pelatihan akan dipusatkan di Solo Technopark […]
Jakarta Office:
Jalan Taman Patra III No. 2 Kuningan, Jakarta Selatan 12950
Yogyakarta Office:
Jl. Dewi Sartika No. 9, Terban, Kec. Gondokusuman, Yogyakarta 555223
hello@pijarfoundation.org

SOCIAL MEDIA

Let’s be Pijarian, Let’s be heroes for Indonesia’s sustainable & equal future!

Facebook
Instagram

SUBSCRIPTION

Stay connected to the future through Pijar. Let's collaborate, let's be Pijarian!