Jakarta, 25 Februari 2025 — Lebih dari 250 peserta hadir dalam AIIP Closing & Demo Day 2025, sebuah acara yang menandai akhir perjalanan Artificial Intelligence Innovation Program (AIIP) Batch 1 sekaligus menjadi perayaan atas semangat kolaborasi lintas sektor untuk memajukan adopsi dan inovasi kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia. Bertempat di Gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat, acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga komunitas teknologi yang percaya pada potensi besar AI dalam menjawab tantangan masa depan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Nezar Patria, hadir memberikan pidato kunci yang menekankan pentingnya kolaborasi dan transfer teknologi dalam mempercepat pengembangan AI di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa masa depan AI bukan hanya soal teknologi, melainkan tentang manusia di baliknya, tantangan yang dihadapi, dan dampak yang diciptakan. Ia juga menegaskan bahwa untuk bisa berpartisipasi aktif dalam rantai pasok AI global, Indonesia harus bergerak sebagai kontributor, bukan sekadar pengguna.
Menurutnya, percepatan adopsi dan pengembangan AI harus dibangun di atas prinsip transfer teknologi, transfer pengetahuan, serta kerja sama lintas sektor. Dalam kesempatan yang sama, Nezar mengungkapkan kebanggaannya bahwa Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menyelesaikan Laporan Penilaian Kesiapan AI bersama UNESCO, sebagai bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membangun ekosistem AI nasional.
Selama periode program berlangsung, AIIP berhasil memberikan manfaat kepada lebih dari 3.187 penerima, melibatkan 32 ahli, 30 mitra dari sektor publik, swasta, dan komunitas, serta menghasilkan 15 solusi AI dari para peserta yang merepresentasikan kebutuhan nyata masyarakat Indonesia. Program ini diinisiasi oleh Pijar Foundation dengan dukungan dari PT Tokopedia, Amazon Web Services (AWS), dan Alpha JWC Ventures sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjembatani inovasi AI dengan berbagai permasalahan di Tanah Air, sekaligus mempertemukan para inovator muda dengan pelaku industri dan investor.
Acara ini juga menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka dari sektor industri yang membagikan pandangannya terkait transformasi yang dibawa oleh AI. Wishnutama Kusubandio, Presiden Komisaris Telkomsel, serta Sigit Djokosoetono, Deputy CEO Blue Bird, turut hadir sebagai panelis dalam diskusi strategis seputar implementasi AI dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing industri.
Michel Hamilton, CEO of Southeast Asia GTech Digital Asia, menyebut bahwa AIIP membuka peluang dan koneksi baru yang belum pernah ia temui sebelumnya. Ia melihat banyak use case yang tepat dan relevan untuk dikembangkan lebih lanjut, serta percaya bahwa AI akan mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan, menciptakan produk, dan berkontribusi dalam kehidupan masyarakat.
AIIP Closing & Demo Day juga menjadi refleksi atas tantangan ekosistem AI di kawasan Asia Tenggara. Meski memiliki lebih dari 2.000 startup AI, kawasan ini hanya menarik investasi ventura sebesar $1,7 miliar sepanjang 2024, jauh di bawah AS yang mencapai $68,5 miliar dan Tiongkok sebesar $11 miliar. Kesenjangan ini menggarisbawahi perlunya wadah seperti AIIP untuk memperkuat ekosistem dan menarik perhatian investor terhadap potensi besar yang dimiliki Indonesia. AIIP hadir sebagai upaya strategis untuk memperkuat talenta lokal, memfasilitasi kolaborasi nyata, dan menciptakan solusi AI yang mampu bersaing di panggung global.
Melalui AIIP, Indonesia menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat dan kolaborasi lintas sektor yang erat, inovasi AI tidak hanya mungkin tumbuh di dalam negeri, tetapi juga siap menjadi bagian penting dari masa depan teknologi dunia.
Comments