Peran Penting Kepercayaan Publik dalam Penanganan Pandemi

Insights
Mar 24, 2022

Kepercayaan publik adalah komponen yang krusial dalam implementasi kesehatan publik yang efektif. Saat ini, keberhasilan berbagai otoritas dalam menangani pandemi COVID-19 bergantung pada seberapa efektif kepercayaan yang dibangun dan dipelihara dengan publik atau masyarakat. Kepercayaan ini berlaku dua arah, masyarakat perlu percaya kepada pemerintah melalui kebijakan yang berlaku dan pemerintah juga perlu percaya kepada masyarakat dalam implementasi kebijakannya.

Kepercayaan publik merupakan bahan bakar penting bagi pemerintah dalam mengontrol pandemi COVID-19 melalui penerapan berbagai kebijakan. PsyCorona Survey yang dilakukan di 23 negara dan melibatkan lebih dari 23 ribu responden pada 2020, menunjukan bahwa perubahan perilaku dan kepatuhan masyarakat terhadap anjuran pemerintah dipengaruhi oleh kepercayaan publik terhadap pemerintah. Pemerintah dengan penanganan pandemi yang terorganisir, adil, dapat menyampaikan informasi dengan jelas, dan berpijak pada pengetahuan cenderung memiliki tingkat kepercayaan publik yang lebih tinggi. Keempat faktor ini mempengaruhi kemauan masyarakat dalam melaksanakan anjuran perilaku kesehatan yang prososial.

Kepercayaan dan kepatuhan pada kebijakan kesehatan publik akan menghasilkan pengendalian pandemi yang efektif, sementara kepercayaan yang rendah akan menyebabkan rendahnya kepatuhan. Meskipun begitu, perbedaan status sosial-ekonomi di berbagai wilayah menghasilkan perbedaan kepatuhan yang juga berbeda. Terutama karena di seluruh dunia, penanganan pandemi dilakukan dengan cara dan pendekatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh faktor lain seperti faktor sosial, politik, dan ekonomi di masing-masing negara yang menghasilkan dampak kebijakan yang berbeda.

Beberapa negara memiliki kepercayaan publik yang positif terhadap kebijakan penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah. Studi yang dilakukan di Inggris, memperlihatkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Inggris berkaitan dengan kepatuhan pada peraturan terkait COVID-19 seperti pembatasan sosial. Contoh lain di Thailand menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat yang bersifat positif terhadap penanganan pandemi Pemerintah Thailand dimediasi oleh kepercayaan masyarakat kepada ahli kesehatan. Studi mengenai Severe Acute Respiratory Syndrome atau SARS yang menyerang Singapura pada 2003 lalu juga menunjukkan tingginya kepercayaan publik pada Pemerintah Singapura, meskipun pengetahuan warga mengenai SARS sendiri masih rendah.

Kepercayaan Publik pada Penanganan Pandemi di Indonesia

Beberapa survei dan penelitian sepanjang 2020–2021 menunjukkan rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap respons Pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi. Survei oleh Lingkar Survei Indonesia pada Juni 2021 menunjukkan hanya 43 persen masyarakat percaya pada kemampuan Pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi. Tidak hanya pada penanganan pandemi, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap data COVID-19 yang disajikan oleh Pemerintah Indonesia juga rendah. Survei yang dilakukan Charta Politika pada Juli 2021 menunjukkan hanya 53,1 persen responden yang percaya pada data yang dipaparkan Pemerintah Indonesia. Hal ini didukung oleh studi lain yang menunjukkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap informasi mengenai COVID-19 yang disampaikan oleh Pemerintah Indonesia.

Kurangnya kepercayaan ini menyebabkan permasalahan yang kompleks. Berbagai kebijakan Pemerintah Indonesia terkait penanganan pandemi sering mengalami hambatan seperti informasi dan sosialisasi yang kurang menyeluruh. Efek jangka panjang termasuk misinformasi dan sulitnya menciptakan kesadaran perilaku individu dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, ketidaktaatan dan ketidaktahuan akan protokol kesehatan akan menyebabkan pandemi lebih lama ditangani dan menelan korban jiwa lebih banyak. Disparitas informasi, kurangnya akses, dan simpang-siurnya informasi juga menyebabkan masih banyak masyarakat yang enggan melakukan vaksinasi.

Memperbaiki Kepercayaan Publik

Memperbaiki kepercayaan publik tidak hanya berdampak untuk penanganan pandemi yang saat ini sedang terjadi tetapi juga sebagai investasi negara dalam menghadapi krisis kesehatan yang mungkin terjadi di masa depan. Saat ini, beberapa hal bisa dilakukan, seperti perbaikan sistem penanganan pandemi COVID-19, memperbaiki data dan sosialisasi data tersebut, alokasi anggaran yang optimal, hingga pemberlakuan aturan daerah yang sejalan dengan peraturan pusat. Strategi lain yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat adalah dengan kebijakan yang proaktif dan kredibel, mengutamakan kepentingan publik, kolaborasi multi-aktor baik dari sektor publik, maupun swasta dan komunitas, edukasi masyarakat, serta membangun reputasi baik.

Salah satu faktor krusial untuk membangun kepercayaan publik adalah melalui perbaikan komunikasi. Komunikasi efektif, mudah diakses, dan tepat memainkan peran penting yang dapat menentukan sejauh mana masyarakat akan menaati anjuran dari Pemerintah Indonesia. Penting juga mengkomunikasikan informasi yang relevan menggunakan strategi yang tepat sehingga publik memahami alasan pengambilan keputusan dan bekerja sama untuk menaatinya.

Keberhasilan penanganan pandemi tidak hanya ditentukan dari jenis kebijakan, tetapi juga bagaimana Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan masyarakat. Sebagai contoh, dengan menerapkan berbagai strategi termasuk bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari akademisi dan para ahli kesehatan yang memegang kunci penting dalam penyebaran informasi kesehatan yang valid. Selain itu, media massa juga mempunyai peran penting dalam mendorong masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan penularan COVID-19 melalui penyebaran informasi yang tepat.

Kepercayaan kepada Pemerintah Indonesia akan mendorong perilaku masyarakat untuk menaati kebijakan kesehatan.  Hal ini menjadi krusial di negara dengan sistem kesehatan yang cukup lemah dan kapasitas pelayanan kesehatan yang rendah, tingkat kepatuhan yang lebih tinggi akan membantu sistem kesehatan untuk mengatasi permintaan layanan kesehatan yang tinggi. Efek beruntun dari kepercayaan publik tidak hanya terlihat saat ini, tetapi juga ketika terjadinya krisis kesehatan di masa yang akan datang.

Author: Ayu Nurfaizah

Editor: Indira Zahra-Aridati

Recent Posts

Trilema Bakal Calon Presiden Indonesia 2024, Trilema Energi

Opini oleh Huud Alam, Enterprise Implementation Specialist di Zeroe dan Fellow di Global Future Fellows on Energy. Artikel pertama kali dipublikasikan oleh CNBC. Suasana jelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 terasa semakin hangat. Masyarakat...

Towards an equitable EU–ASEAN green deal

Written by Brasukra G Sudjana, Vriens and Partners, and Cazadira F Tamzil, Pijar Foundation. Originally published in the East Asia Forum  The European Green Deal has caused concerns among emerging markets, especially ASEAN member states. The Green Deal is an array of...

Menciptakan Ekosistem Berkelanjutan bagi Cendekia-Wirausaha

Opini oleh Ruth Angela Christie Kirana, Manajer Program Lestari. Artikel dipublikasi pertama kali oleh CNBC. Jalan menuju Generasi Emas 2045 akan dipenuhi dengan disrupsi. Oleh karena itu, para pemikir muda yang berjiwa wirausaha sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan...