Reformasi Pendidikan pada Penekanan Kewirausahaan Berbasis AI

Insights
Aug 23, 2023

Negara-negara ekonomi menengah seperti Indonesia dikhawatirkan akan terjerat middle income trap, yakni stagnasi ekonomi yang berkaitan dengan rendahnya produktivitas. Agar lolos dari jerat middle income trap dan menjadi negara maju, Indonesia perlu meningkatkan produktivitas talenta muda-nya secara cepat dan masif, terutama di era bonus demografi ini. Era ini akan berakhir dalam 10 hingga 12 tahun mendatang. Pada faktanya, produktivitas talenta muda Indonesia masih mengalami berbagai tantangan, terutama tingkat pendidikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), 60% usia produktif hanya ber-ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah. Bagaimana Indonesia harus bergerak? Kami merekomendasikan reformasi sistem pendidikan yang menekankan pada kewirausahaan berbasis kecanggihan kecerdasan buatan atau AI. Kecanggihan AI dapat mengatasi berbagai barrier to entry yang terkait dengan rendahnya pendidikan, seperti kemampuan berpikir kritis-strategis dan keperluan modal awal.

Sistem Pendidikan Berbasis Semangat Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah suatu upaya meningkatkan produktivitas ekonomi. Merujuk pada laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM), tiap 1% peningkatan dalam tingkat kewirausahaan dapat menghasilkan 2,7% peningkatan ekonomi. Kita perlu segera mereformasi sistem pendidikan konvensional menuju proliferasi semangat kewirausahaan. Sistem pendidikan harus memberikan ruang dan dukungan bagi siswa untuk berkembang secara kreatif dan inovatif dalam menciptakan karya. Dalam konteks ini, sistem pendidikan perlu diartikan secara luas, mulai dari sekolah formal hingga berbagai program pelatihan pemerintah seperti Kartu Pra-Kerja maupun Balai Latihan Kerja (BLK) yang dapat menjangkau hingga masyarakat lapis bawah.

Sistem pendidikan perlu memberikan pelatihan dan pengalaman nyata dalam memulai usaha, seperti pembuatan rencana proyek, audience mapping, dan strategi pemasaran. Materi-materi kewirausahaan, seperti inovasi dan problem-solving, dapat diperkenalkan sejak dini pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Kegiatan-kegiatan seperti kompetisi dan inkubator bisnis yang bekerja sama dengan industri dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan bisnis, memperluas jaringan, dan mendapatkan dukungan pengembangan usaha mereka.

Alih-alih fokus pada nilai, ranking, atau tes formatif, siswa dapat didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan kewirausahaan. Dalam banyak kasus di Indonesia, anak-anak terpaksa atau memilih putus sekolah agar bisa cepat menjadi karyawan. Ketika sekolah membangun semangat dan ekosistem kewirausahaan, siswa dapat membangun sumber-sumber pemasukan tambahan sembari tetap bersekolah.

Melaju Maju dengan Wirausaha Muda dan AI

Semangat kewirausahaan yang diusung sistem pendidikan perlu terbuka dan berani terkait perkembangan teknologi. Instansi pendidikan perlu melatih siswa untuk menguasai dan memanfaatkannya untuk menurunkan barrier to entry, bukan takut apalagi menghindari-nya. Sekolah atau lembaga pelatihan dapat membuat program pembelajaran praktis terkait penggunaan tools AI sedini mungkin, mulai dari membangun website sederhana, chatbot, machine learning, dan aplikasi AI.

Salah satu hal yang paling sulit dalam mendirikan bisnis adalah menyusun rencana bisnis (business plan). Sebelum teknologi/AI, pilihannya hanya dua, yaitu menebak dengan asal atau bertanya pada konsultan ahli yang memasang biaya tinggi. Dengan adanya AI, wirausaha muda dapat bertanya secara gratis dan sesering mungkin mengenai berbagai aspek, lalu meminta AI membuatkan draf business plan.

Aspek tersulit kedua dalam bisnis adalah pemasaran (marketing). Pada masa lalu, diperlukan pengalaman panjang dan keahlian khusus dalam membuat strategi pemasaran, materi pemasaran, dan eksekusi promosi. Sekarang dengan AI, ada ratusan alat bantu bagi wirausaha dalam melakukan berbagai aspek pemasaran, yang meningkatkan kemungkinan sukses dan menurunkan biaya.

Wirausaha Muda Melaju, untuk Indonesia Maju

Kewirausahaan meningkatkan produktivitas ekonomi, yang dalam konteks Indonesia dapat membantu lolos dari jerat middle income trap dan menjadi negara maju di tahun 2045, di 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Sekarang, kita perlu mendorong reformasi sistem pendidikan menuju kewirausahaan berbasis AI yang menurunkan barriers to entry bagi wirausaha muda dari berbagai lapisan, termasuk modal. Mereka yang tidak berubah dan mengoptimalisasi perkembangan teknologi, adalah mereka yang akan ditinggal zaman.

Recent Posts

Trilema Bakal Calon Presiden Indonesia 2024, Trilema Energi

Opini oleh Huud Alam, Enterprise Implementation Specialist di Zeroe dan Fellow di Global Future Fellows on Energy. Artikel pertama kali dipublikasikan oleh CNBC. Suasana jelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 terasa semakin hangat. Masyarakat...

Towards an equitable EU–ASEAN green deal

Written by Brasukra G Sudjana, Vriens and Partners, and Cazadira F Tamzil, Pijar Foundation. Originally published in the East Asia Forum  The European Green Deal has caused concerns among emerging markets, especially ASEAN member states. The Green Deal is an array of...

Menciptakan Ekosistem Berkelanjutan bagi Cendekia-Wirausaha

Opini oleh Ruth Angela Christie Kirana, Manajer Program Lestari. Artikel dipublikasi pertama kali oleh CNBC. Jalan menuju Generasi Emas 2045 akan dipenuhi dengan disrupsi. Oleh karena itu, para pemikir muda yang berjiwa wirausaha sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan...